Skip to main content

Naskah Drama Paprika Merah dan Paprika Hijau

Anggota Kelompok :
1. Citra Ayu Awalia sebagai Paprika HIjau
2. Sefiasari sebagai Paprika Merah
3. Fajri Ijrian sebagai Pangeran Lobak
4. Trysa Ahaddini sebagai Bunda Cabe Riting (Bunting)
5. Fahmi Andarus sebagai Pare
6. Rizky Ramadhani Sinulingga sebagai Worteria
7. Lisa Okta Wulandari sebagai Sereh

Paprika Merah dan Paprika Hijau

Di suati negeri, hiduplah saudagar kaya yang tinggal dengan putri semata wayangnya bernama Paprika Hijau. Saat Hijau beranjak remaja, ibunya meninggal. Karena tidak ingin melihat putri semata wayangnya kesepian, ayah Hijau memutuskan untuk menikah lagi. Dan wanita yang dinikahi oleh ayahnya adalah seorang janda bernama Cabe Riting. Cabe Riting memiliki seorang putri yang bernama Paprika Merah.
Setahun telah berlalu, tiba-tiba ayah Hijau sakit parah dan meninggal.
Di suatu malam, Hijau menulis puisi di dalam buku diarynya.
Kasihku, aku masih di sini
Bersama Paprika Merah dan Ibu Tiriku yang baik
Di istana kami yang megah dan taman kami yang penuh dengan bunga
Kasihku, aku bahagia di sini
Setiap hari makan enak
Diperlakukan dengan baik dan hidup sejahtera
Kasihku, di sini kehidupanku bagaikan seorang putri
Setiap hari duduk di sofa dan tidur di kasur yang empuk
Kasihku...
Hari ini aku bertemu dengan seorang yang sangat...
Tak terasa, Hijau pun tertidur.
Di pagi hari....
Bunting
:
Sayang, bangun sayang.
Hijau
:
(terbangun dan menjawab dengan setengah sadar) Eh?? Iya, Bunda.
Bunting
:
Cepet bangun! Merah udah nyiapin sarapannya, ‘tuh.
Hijau
:
Iya, Bunda.
Hijau pun beranjak ke ruang makan.
Bunda
:
(menyuapkan suapan pertama kemudian menyemburkan makanannya)
Merah!!! Ke sini, kamu!
Merah
:
Ada apa, Bunda?
Bunting
:
Makanan apa ini? Gak enak!!
Merah
:
(menunduk)
Hijau
:
Udah, Bunda. Jangan marah-marahin merah. Dia udah capek-capek masak.
Bunting
:
Kamu jangan bela-belain merah! Nanti dia makin ngelunjak!
Hijau
:
Tapi, Bu...
Bunting
:
Hah! Sudahlah! Kamu beruntung hari ini, karena berkat Hijau, kamu bunda maafkan. Hijau, cepat abiskan makananmu. Setelah itu, kamu mandi dan pergi ke sekolah.
Hijau   
:
Baik, Bunda.
Di sekolah..
Merah
:
Ihh sebel!! Masa’ aku dimarahin sama bunda gara-gara hijau. Dia kan cuma anak tiri!
Sereh
:
(sambil dandan) Oohh gitu...
Merah
:
Masa’ makanan aku dibilang nggak enak! Padahal kalau Sirih Queen yang nyobain pasti bilang ehm yummy.
Sereh
:
Hah! Aku, dong?
Merah
:
Tolong bedain antara Sereh sama Sirih!!!
Sereh
:
Oh.
Tiba-tiba Hijau datang bersama Wortelia.
Sereh  
:
Eh.. Eh.. Hijau, tuh!
Merah
:
(teriak) Hijau! Ke sini kamu!!
Hijau
:
(menoleh, kemudian berlari ke tempat Merah) Ada apa, Merah?
Merah
:
(marah-marah) Ngapain kamu bela-belain aku di depan Bunda? Kamu mau nyari muka di depan Bunda? Emang muka kamu ke mana, ha???
Worteria
:
Emang kamu gak punya mata?
Merah
:
Ssst! Kamu diam! Ini urusan aku sama Hijau!!
Worteria
:
Urusan Hijau itu urusan aku juga, tahu!!
Hijau
:
Udah-udah! Jangan ribut lagi!!
Worteria        
:
Tapi, Hijau. Kalo kamu diam terus, nanti kamu disiksa terus sama si Merah.
Merah
:
Eh, udah deh! Kamu diam aja ya! (sambil mengenai tangan Sereh yang sedang memoles wajahnya)
Sereh
:
(marah) Iiihh! Punya mata gak, sih?? Kamu kira muka aku ini buku gambar??
Merah
:
Heh! Aneh! (pergi)
Sereh
:
Merah, tungguin!
Sereh berlari mengejar merah. Ketika sedang berlari, brukkk!
Sereh  
:
(menabrak Pare, terpesona, dan jatuh cinta pada pandangan pertama)
Merah
:
Buat repot jak! (melihat Sereh)
Sereh
:
Ya ampun, gantengnyaaaaaaa.. (menatap wajah Pare dengan kondisi badan yang basah)
Pare
:
Cantiknya... (sambil melihat Merah)
Merah pergi meninggalkan Sereh yang terduduk dengan keadaannya yang ....
Sepulang sekolah, Hijau pergi ke taman.
Di taman, Hijau meratapi nasibnya. Tanpa memperhatikan sekitarnya, Hijau duduk di sebuah bangku di taman di mana Pangeran Lobak sedang duduk di ujung kursi tersebut. Karena masih kepikiran dengan perlakuan Merah, Hijau merasa sangat sedih.
Melihat Hijau yang sedih, lobak merasa iba.
Pangeran Lobak
:
(sambil duduk) Dududu dududu dudududu..
Hijau
:
(menoleh sambil kebingungan kemudian tersenyum)
Pangeran Lobak
:
Halo? Ini untuk kamu. (memberikan sebotol air untuk menghibur Hijau)
Hijau
:
(kebingungan sambil menerima air yang diberikan oleh Pangeran Lobak.) Makasih.
Di saat yang bersamaan Bunda Riting yang baru saja pulang dari arisan ibu-ibu sayuran. Dan tanpa sengaja, ia melihat Hijau sedang duduk di taman.
Bunting           
:
Sayang, ngapain di sini. Pulang yuk, sama Bunda.
Hijau
:
Oh, iya Bunda.
Hijau pun berlalu meninggalkan pria itu tanpa tahu nama orang yang telah memberinya sebotol air dan menghiburnya.
Pada malam harinya di rumah Hijau, Hijau duduk di sofa sambil melamunkan kejadian di taman tadi siang. Ia masih penasaran dengan laki-laki yang memberikan sebotol air kepadanya. Tiba-tiba, suara telepon berdering memecah lamunannya.
Hijau   
:
Halo?
Worteria
:
Hijau, aku mau ngenalin seseorang ke kamu. Dia sepupu jauh aku dari Tanah Putih.
Hijau
:
Siapa namanya?
Tiba-tiba sambungan terputus. Maklum, operator Three sering gangguan.
Merah
:
Eh, ngapain kamu di sini?? Piring kotor masih bertumpuk ya di belakang!
Hijau
:
Tapi ‘kan itu bukan tugas aku.
Merah
:
Lalu kamu pikir itu tugas aku?
Bunda riting
:
Merah! Cuci piring!
Merah
:
(kesal) Ehhh! Kamu...!
Dengan kesal, Merah pun berjalan ke dapur dan mencuci piring yang kotor.

Worteria dan Pangeran Lobak berjanji untuk bertemu sepulang sekolah di Taman.
Worteria
:
Udah lama nunggunya?
Pangeran Lobak
:
Belum kok. Baru aja datang.
Worteria
:
Gimana nih kabarnya pangeran??
Pangeran Lobak
:
Sssstt.. Jangan keras-keras. Nanti ketahuan.
Worteria
:
Ketahuan siapa? Gak ada yang dengar, kok.
Pangeran Lobak
:
Ehmmm.. Ngomong-ngomong siapa yang mau kamu kenalin ke aku?
Worteria
:
Ohh.. Hijau.
Pangeran Lobak
:
Namanya Hijau?
Worteria
:
Emang kamu belum tahu?
Pangeran Lobak
:
(geleng-geleng)
Worteria pun menceritakan tentang Hijau kepada Lobak. Dan tanpa disadari oleh ke-duanya, Merah yang juga sedang di taman mendengarkan pembicaraan mereka.
Merah
:
Kamu dengar ‘gak, apa yang dibilang Worteria?
Sereh
:
Gak.
Merah
:
Iiihhh.. itu loh tentang Pangeran tadi.
Sereh
:
Mana? Mana? Pangeran!
Merah
:
Ssssssttt! Nanti ketahuan! Tapi kok, mereka ngomongin Hijau sih??
Sereh
:
Jangan-jangan...
Merah
:
Jangan-jangan apa?
Sereh
:
Jangan-jangan, Pangeran suka lagi sama Hijau?
Merah
:
Apa? (melotot) Gak mungkin! Anak tiri juga!
Tiba-tiba, Pare pun lewat.
Sereh
:
(histeris)
Merah
:
(terkejut kemudian marah)
Sereh
:
Gila, Mer. Tu cowo ganteng banget. Hidungnya kayak bukit kelam. Bibirnya itu lo Mer, ya ampun!!
Pare
:
(main mata sambil tersenyum)
Sereh
:
(histeris) Lihat, lihat, Mer. Dia senyum tu sama aku.
Merah
:
(geleng-geleng)
Pare
:
(berjalan menghampiri Merah dan Sereh)
Sereh
:
Hai cowok gantengggggggggggg!
Pare
:
(tersenyum sambil mengangguk) Boleh kenalan nggak ? (melihat kearah si Merah)
Sereh
:
Haaa! Boleh, kok! Boleh! Boleh!
Pare
:
Hai! (mengulurkan tangan kepada Merah) Nama aku Pare.
Sereh
:
(mengambil tangan Pare) Kok kenalannya sama si Merah, sih? Jahat ihhhhh!
Pare
:
Yaudah, Yaudah. Nama kamu siapa?
Sereh
:
Nama aku Sereh Melati Mejikuhibiniyu Dung Dung Dung Dung Dung Dung.
Pare
:
Nama kamu siapa, cantik?
Merah
:
Paprika Merah! (dengan wajah jutek)
Pare
:
Kok, jutek banget sih ?
Sereh
:
Awas awas awas! Iiiiiihh! Cowok ganteng ngapain sih kenalan sama sih Merah, sini deh sama aku ajaaaa! (sambil menarik pare)
Merah
:
Ih, gak jelas! (pergi dari mereka)
Di Pasar sayur..
Pangeran Lobak
:
Tai  . . Petei . . .Petei . . . . . Tak yeee..
Bunting
:
Satu ikatnya berapa, ganteng?
Pangeran Lobak
:
Aah . .
Hijau
:
Lho . . Bukannya kamu yang kemarin?
Pangeran Lobak
:
Oh . . Hai . .
Bunting
:
Sayang, kamu udah kenal sama penjual sayur ini?
Hijau
:
Ia Bunda, kemarin dia yang ngasi aku minuman di taman. Oh ya, kemarin kita belum sempat kenalan, ‘kan?
Pangeran Lobak
:
Oh, iya. Kenalkan nama aku Lobak. (sambil mengulurkan tangan)
Hijau
:
Aku Hijau. Ini mama aku, Bunda Riting.
Pangeran Lobak
:
Hai Hijau, hai Tante . .(salah tingkah (salting))
Bunting
:
Lho, kok kalian jadi kenalan gini sih? Jadi berapa harga petai ini?
Pangeran Lobak
:
Oh . . . maaf tante, harganya 5000 satu ikat.
Bunting
:
Ok . .Tante beli satu ikat . .
Pangeran Lobak
:
(menyerahkan kantong belanjaan)
Bunting
:
Iiihh . . Kalau diliat-liat muka kamu ganteng deh . . .
Hijau
:
Ih . . bunda . .
Bunting
:
Eh, sayang bukannya tadi kamu mau nyari kangkung ya? Udah kamu kesana aja cepat cari kangkungnya, nanti dapat yang layu lho . . .
Hijau
:
Tapi Bunda . . .
Bunting
:
Udah . .Udah . . Cepat sana (mendorong hijau)
Pangeran Lobak
:
(Memasang wajah bingung)
Bunting
:
(tersenyum centil) Kamu, udah lama ya Nak, jualan disini? Kok tante baru liat?
Pangeran Lobak
:
Oh, belum tante, mungkin baru sekitar 1 minggu saya jualan disini, hitung hitung bantu orang tua cari makan buat keluarga
Bunting
:
Oh gitu ya, kamu ini anak yang baik yaaaa, pasti kamu udah punya pacar kan?
Pangeran Lobak
:
Eh belum kok tante, saya kan cuma penjual sayur, mana ada yang mau sama saya.
Bunting
:
Ah, yang beneerrr? (sambil menyolek nyolek) Tante mau kokkkkkk..
Lobak
:
Hahahahahahaha.. Tante bisa aja deh, eh ngomong ngomong Tante, yang tadi itu anak tante ya?
Bunting
:
Oh iya. Dia anak Tante, namanya Paprika Hijau, cantik kan? Pasti dong cantik, siapa dulu mamanyaaa..
Lobak
:
Hehe. Iya, Tante. Cantik sih anaknya, tapi Tantenyaa, ya gitu deh.
Tiba tiba hijau pun datang dengan membawa kangkung yang dibelinya tadi.
Bunting
:
Eh, sayang kok cepet banget beli kangkungnya?
Hijau
:
iya, soalnya mau hujan Bunda. Coba lihat tu langitnya udah gelap bangett. Plang yuk, Bunda?
Bunting
:
Nanti duluuuuuuuuuuu.
Hijau
:
Apalagi bunda? Udah mau hujan nih, nanti kita kehujanan.
Pangeran Lobak senyum-senyum sendiri mendengar percakapan antara Bunda Keriting dan Paprika Hijau
Bunting
:
Tante pulang dulu, ya ganteng. Udah mau hujan soalnya.
Pangeran Lobak
:
Iya, Tante. Tapi sebelum pulang jangan lupa bayar dulu.
Bunting
:
Oh, iya, ya. (mengambil uang yang ada di dalam dompet kemudian membayar sambil kedip-kedipan mata) Nanti kita ketemuan lagi yaaa..
Pangeran Lobak
:
(senyum terpaksa)
Hijau dan Bunda Keriting pun berlalu meninggalkan Pangeran Lobak.
Keesokan harinya terdengar kabar bahwa Pangeran dari Tanah Putih ingin mencari seorang gadis untuk dijadikan calon istri. Kabar tersebut dikuatkan dengan datangnya sebuah selebaran ke rumah-rumah penduduk. Dalam selebaran tersebut dikatakan bahwa para gadis diharapkan datang ke istana Tanah Putih untuk menghadiri pesta topeng dan akan ada pemilihan calon istri pangeran. Dan sampailah selebaran tersebut di rumah Paprika Hijau dan Paprika Merah.
Bunting
:
Hijau! Merah!
Hijau, Merah
:
Iya, Bunda!
Bunting
:
Ke sini!
Merah
:
Ada apa, Bunda? (berpura-pura baik)
Bunting
:
Bunda punya kabar baik! Kalian akan punya papah baru!
Merah, Hijau
:
(terkejut) Ha?!
Bunting
:
(tertawa) Dan calon papah kalian adalah seorang pangeran!
Merah, Hijau
:
(makin terkejut) Ha?????
Merah
:
Kok bisa, Bunda??
Bunting
:
Ya bisa, dong! Kalian ‘kan punya bunda yang cantik.
Hijau
:
Iya. Bunda Hijau cantik.
Merah
:
Heh!
Bunting
:
Halian ikut Bunda ya nanti malam ketemu sama calon papah baru kalian!
Merah
:
(menyentuh dahi Bunda) Bunda gak sakit, ‘kan?
Bunting
:
Ya gak lah! Udah! Ikut aja nanti malam. Jangan lupa dandan yang cantik ya! Jangan mau kalah dari bunda.
Merah
:
Aku sih selalu cantik bunda, hijau tu yang jelek
Hijau
:
Iya, aku jelek.
Bunting
:
Siapa bilang? Kamu cantik kok hijau. Tapi Bunda lebih cantik daripada kalian kalian kalian semua! Udah ya, Bunda mau dandan dulu.
Bunda pun pergi meninggalkan Paprika Merah dan Paprika Hijau sambil bernyayi dan melenggak-lenggokkan tubuhnya.
Merah
:
Eh, Hijau! Mending kamu jangan datang, deh! Aku juga gak datang kok! Malas!
Hijau
:
Benaran? Kalau Kakak gak datang, aku juga gak datang.
Merah
:
Iya, dong! Mendingan aku shopping!
Setelah berkata seperti itu, Merah pun langsung pergi tanpa memerdulikan Hijau.
Di saat yang bersamaan, Toge (telepon genggam) Hijau pun berbunyi.
Hijau
:
(angkat Toge) Halo?
Worteria
:
Hijau, nanti malam kamu ikut aku ke pesta topeng, ya? Orang yang mau aku kenalin ke kamu bakalan datang di acara itu!
Hijau
:
Yang mana??
Worteria
:
Yang itu looo...
Hijau
:
Oohhhhh.... Iya. Iya. Aku ingat. Tapi aku malas pergi.
Worteria
:
Gak bisa! Kamu harus ikut! Aku udah di depan rumah kamu ni!!!
Hijau
:
Ha???
Tok tok tok
Hijau
:
Iya, tunggu sebentar. (buka pintu)
Worteria pun masuk ke rumah Hijau.
Hijau
:
Aku gak punya gaun, ria.
Worteria
:
Tara! (sambil memperlihatkan gaun.)
Dengan intruksi Worteria, Hijau pun terpaksa bersiap-siap.
30 menit kemudian, sesampainya di pesta, tanpa disengaja, paprika hijau dan worteria bertemu dengan paprika merah dan sereh.
Merah
:
Lho? Kok kamu ada disini?
Hijau
:
Lho? Kok kakak ada disini juga? Katanya gak mau ikut?????
Merah
:
Errrrr suka suka aku dong, Sereh sih maksa, sebenarnya aku sih nggak mau ikut.
Sereh
:
Hah? Kapan ya aku maksa kamu? Bukannya kamu yang maksa aku buat ikut keacara ini? Hih
Merah
:
Ih berisik, pergi yuk Sereh (sambil mengajak sereh pergi)
Worteria
:
Kenapa, sih bisa ada orang-orang aneh itu disini?
Hijau
:
Ya udah deh Ria, jangan diambil pusing, biarin aja
Worteria
:
Eh, itu dia orang yang aku mau kenalin ke kamu. Lobakkkkk! Sini !
Lobak
:
(menoleh dan menghampiri worteria)
Worteria
:
Kenalin, ini Lobak, temen aku.
Lobak
:
Hai, aku ... (sambil mengulurkan tangannya)
Dari kejauhan, Merah mengenali bahwa orang yang dikenalkan Worteria kepada Hijau adalah Pangeran Lobak. Dia pun langsung terburu-buru menghampiri mereka. Dan dengan sengaja Merah menabrak Hijau.
Merah
:
(sambil mendorong Hijau) Ups! Sorry!
Hijau
:
(Hijau terjatuh) Au!
Karena merasa cemburu, Merah pun pergi meninggalkan Hhijau dan Pangeran Lobak. Saat berjalan, tanpa sadar Merah menginjak plastik dan terpeleset.
Merah
:
Au!
Pare tiba-tiba datang dari belakang Pangeran.
Pare
:
(menangkap Merah)
Sereh yang mengikuti Merah dari belakang merasa cemburu.
Sereh
:
Awas! Jangan sentuh Pare-ku!
Merah
:
(melepaskan pegangan Pare) Ihhh.. jangan sentuh-sentuh aku!
Sereh
:
Sama aku aja, Re.
Karena kesal, Merah pun pergi dari hadapan semuanya.
Di puncak acara...
Pare
:
Selamat malam, semuanya. Nama-nama kandidat calon istri pangeran adalah Kunyit, Caberiting, Bayam, Hijau, Sawi, Tomat, Potatotia, dan Merah. Setelah melalui seleksi yang panjang, berliku-liku, dan berkelok-kelok, serta melalui tanjakan dan turunan dari seribu peserta yang bedomisili di 20 negara sayur mayur. Maka yang terpilih akan menggunakan mahkota ini. (menunjukkan sebuah mahkota) Dan yang terpilih adalah.....
Merah
:
(berjalan ke panggung dan melambaikan tangan) Makasih-makasih.
Bunting
:
Eh eh eh..  Ngapain kamu merah????
Merah
:
Yang terpilih, ‘kan aku Bunda.
Bunting
:
Enak aja!
Pare
:
(bingung melihat kelakuan Merah dan Bunting) Dan yang terpilih adalah ..... Hijau!
Merah, Bunting 
:
(melihat ke arah Pare)
Hijau
:
(kebingungan) Bukannya aku gak daftar, ria!
Worteria
:
Kamu daftar kok. Aku yang daftarin.
Hijau
:
Ah, tapii....
Worteria
:
Udah! Maju sana!
Hijau
:
(maju dan bertemu dengan Pangeran)
Pangeran
:
(memakaikan mahkota)
Hijau
:
Tapi kamu siapa?
Pangeran
:
(membuka topeng)
Hijau
:
(terkejut) Lobak? Kok bisa?
Ketika Pangeran sedang mengungkapkan perasaannya, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya di dalam ruangan itu.

Di kamar tidur Hijau..
Bunting
:
(menyiramkan segayung air ke kepala Hijau) Kamu ini! Jam segini masih tidur!
Hijau
:
Ah, iya Bunda. Maaf.
Bunting
:
Maaf! Maaf! Cepat nyapu sana!  Pacar Merah udah mau datang tu! Masa’ rumah masih berantakan.
Hijau pun langsung beranjak dari kursi dan langsung menyapu.
Di saat sedang menyapu, Merah datang bersama pacarnya. setelah melihat pria yang bersama Merah, Hijau pun melamun.
Kasihku, baru saja aku terbangun
Ternyata aku bermimpi
Kasihku, aku di sini
Merenungi kesedihanku
Dalam istana indah, tapi tidak bahagia
Tidak ada taman yang indah
Tidak ada sofa yang empuk
Tidak bersama Bunda riting dan Paprika Merah yang memperlakukanku dengan baik
Tidak ada Pangeran tampan yang mencintaiku
Itu semua hanya khayalanku
Kasihku...

Di sini aku hanya seorang anak tiri


*TAMBAHAN (behind the scene) : (2014) 
sebenarnya inti cerita ini sih sama kayak bawang merah bawang putih, paling bedanya cuma namanya aja sama endingnya dan sedikit unsur ceritanya. o iya, cerita nya buat bareng-bareng lo haha :D serius. kan biasanya kita bagi-bagi tugas kan kalo ngerjain tugas kelompok. tapi kali ini beda, kita kerja bareng ;)

Comments